Penerapan ilmu ekonomi pada sektor kesehatan memerlukan perhatian terhadap sifat dan karakteristik sektor kesehatan. Ciri-ciri dan karakteristik unik ini membuat asumsi ekonomi tertentu menjadi tidak valid atau tidak sepenuhnya valid ketika diterapkan pada sektor layanan kesehatan.
Fitur-fitur khusus ini meliputi:
1. Uncertainty (Kejadian penyakit tidak terduga)
Masyarakat tidak dapat memprediksi secara akurat penyakit apa yang akan mereka hadapi di masa depan, dan mereka juga tidak dapat mengetahui secara pasti layanan kesehatan apa yang mereka perlukan. Ketidakpastian ini berarti bahwa masyarakat menghadapi risiko tertular penyakit dan biaya pengobatan penyakit tersebut.
2. Consumer Ignorance
Kebanyakan konsumen tidak yakin mengenai jenis penyakit, tes atau pengobatan yang mereka perlukan, sehingga mereka sangat bergantung pada penyedia layanan kesehatan. Dalam hal ini, penyedia memutuskan jenis dan jumlah layanan yang akan dikonsumsi klien.
3. Pelayanan medis dan kesehatan yang memadai
Pangan, sandang, papan, dan penghidupan merupakan aspek kebutuhan dasar manusia yang harus selalu dipenuhi, berapa pun kemampuan membayarnya. Oleh karena itu, distribusi layanan kesehatan seringkali didasarkan pada kebutuhan dibandingkan kemampuan membayar (demand).
4. Eksternalitas
Inilah dampak positif atau negatif yang mungkin terjadi pada orang lain sebagai akibat dari penggunaan layanan kesehatan. Misalnya, vaksinasi adalah tentang mencegah penyakit menular pada manusia, dan ketika sekelompok orang divaksinasi, manfaatnya tidak hanya bagi orang tersebut, tetapi juga bagi seluruh masyarakat. Artinya vaksinasi mempunyai manfaat sosial yang melebihi manfaat individu. Oleh karena itu, pemerintah harus memastikan program vaksinasi dapat dilaksanakan. Pelayanan yang dianggap dilarang mempunyai eksternalitas yang tinggi sehingga dianggap sebagai barang publik, barang publik sehingga harus dibayar oleh pemerintah atau diberikan secara cuma-cuma, namun hanya ada bagian luar dari pelayanan pengobatan yang ditetapkan sebagai barang publik. Ini sering disebut barang khusus dan harus dibayar oleh Anda atau pihak khusus.
5. Motif non profit
Dalam ilmu ekonomi, hal terbaik dalam bisnis adalah mencapai keuntungan sebesar-besarnya (maximize profit), namun hal ini tidak berlaku pada bidang kesehatan. Ada pendapat bahwa “manusia tidak boleh menderita penyakit orang lain”.
6. Padat karya
Kecenderungan ke arah spesialisasi dan spesialisasi pelayanan kesehatan meningkatkan komponen manusia dalam pelayanan. Komponen listrik ini dapat mewakili antara 40% dan 60% dari total biaya.
7. Mix output
Pelayanan medis yang dikonsumsi oleh pasien merupakan kumpulan layanan yang mencakup berbagai pemeriksaan, diagnosa, pengobatan, pengobatan dan nasehat medis. Dosisnya bervariasi dari orang ke orang dan terutama bergantung pada jenis penyakitnya.
8. Kegiatan kesehatan sebagai konsumsi dan berinvestasi pada saat yang bersamaan
Dalam jangka pendek, layanan kesehatan dianggap sebagai sektor komoditas karena tidak menghasilkan laba atas investasi. Dengan demikian, sektor kesehatan menempati urutan terakhir dalam skala prioritas pembangunan. Apalagi jika tujuan pembangunan didasarkan pada pembangunan ekonomi, namun jika arah pembangunan didasarkan pada pembangunan manusia, maka pembangunan bidang kesehatan merupakan investasi yang nyata. Setidaknya dalam jangka panjang.
9. Retriksi berkompetisi
Ada batasan untuk aktivitas kompetitif. Akibatnya, kondisi pasar jasa kesehatan belum tentu sama dengan kondisi pasar barang lainnya. Meskipun dari segi pemasaran sifat persaingannya adalah pemasaran (promosi, periklanan, dll), namun dalam bidang kesehatan, promosi, diskon, bonus atau penurunan harga jasa kesehatan yang tidak dipublikasikan.
0 Komentar